Bangga dan Haru Mendagri untuk Zohri Sprinter Muda Juara Dunia

By Admin

nusakini.com--Di tengah hingar bingar Piala Dunia, terpetik kabar membanggakan, sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri, keluar sebagai juara lari 100 meter dalam kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia. Kabar itu, ternyata tak lepas dari pantauan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Ia rupanya ikut memantengi kabar membanggakan itu. 

" Di tengah hiruk pikuknya menonton kemegahan Piala Dunia, kita semua sampai melewatkan bahwa dari Indonesia telah muncul sang bintang, juara dunia lari 100 meter pria di Finlandia," tulis Tjahjo dalam pesanny yang dikirimkan ke grup WA wartawan Kemendagri.  

Menurut Tjahjo, prestasi yang diraih Lalu Muhammad Zohri membuat bangga seluruh rakyat Indonesia. Sebab, yang ditoreh adalah prestasi kelas dunia.  

" Ini prestasi yang membanggakan kita sebagai bangsa. Lalu Muhammad Zuhri telah membuat harum nama Indonesia dipentas dunia. Ini harus di apresiasi. Sangat membanggakan," kata Tjahjo di Jakarta, Kamis (12/7).  

Sebagai Mendagri, Tjahjo mengaku bangga dan terharu. Namun ia merasa kaget, begitu mendengar kabar kondisi rumah pelari asal Nusa Tenggara Barat itu kondisinya memprihatinkan. Setelah dapat kabar itu, ia langsung memerintahkan Sekjen Kemendagri, Para pejabat eselon satu dan Direktur IPDN Kampus NTB untuk mengecek rumah keluarga Lalu Muhammad Zohri. Ia merasa tergerak untuk membantu memugar rumah Zohri agar bisa ditempati dengan layak. 

" Saya tergerak untuk membantu memugar rumah untuk Zohri. Ini bentuk apresiasi atas prestasinya yang telah membanggakan bangsa Indonesia," katanya. 

Menurut Tjahjo, kisah hidup Zohri sangat menyentuh. Layak jadi inspirasi. Dari laporan yang ia dapatkan, Zohri alias Badok, tinggal di Dusun Karang Pansor Desa Pemenang Barat Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB. Ayahnya, L Ahamad Yani telah meninggal sekitar tahun 2017. Ibunya, Saerah juga telah almarhumah, meninggal sekitar tahun 2015. Jadi Zohri telah yatim piatu. 

" Zohri empat bersaudara. Kakaknya Baiq Fazilah, perempuan usia 29 tahun. Kakaknya yang satu lagi laki-laki bernama L. Ma'rib, usia 28 tahun. Kakaknya yang lain Baiq Fujianti telah almarhum. Nah, Zohri anak bungsu," katanya.  

Zohri sendiri menurut Tjahjo memang banyak menorehkan prestasi yang membanggakan. Misalnya pada tahun 2018 dalam kejuaraan atletik junior Asia 100 Meter di Jepang, Zohri berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 10.27 detik. Dan kini di kejuaraan dunia junior lari 100 Meter di Finlandia, Zohri juga meraih medali Emas dengan catatan waktu 10.18 detik. 

" Menurut cerita, yang guru olahraga Zohri di SMP 1, Ibu Rosida yang sering mengajak dan membujuk Zohri untuk latihan karena sudah melihat bakat dan skillnya. Awalnya Zohri selalu menolak. Sampai waktu Zohri duduk di bangku kelas 3 SMP, dia baru punya keinginan untuk latihan," tutur Tjahjo.   

Zohri sendiri kata Tjahjo, setiap berangkat ke sekolah selalu jalan kaki tanpa alas kaki. Dan saat duduk di bangku kelas 3 SMP, bakatnya sebagai pelari mulai terasah. Rumah keluarga Zohri memang memprihatinkan, hanya berdinding papan. Usia rumah pun sudah tua.  

" Kondisi rumah peninggalan orang tuanya berdindingkan papan, merupakan rumah tua. Memang memprihatinkan. Semoga sedikit bantuan dari saya, bisa membuat Zohri dan keluarga bisa tersenyum. Karena dia juga telah membuat kita bisa tersenyum bangga, " ujarnya.  

Tjahjo meminta, pemugaran rumah Zohri bisa dilakukan secepatnya. Kalau bisa, dapat selesai dalam waktu satu Minggu. Ia juga meminta, para praja IPDN di NTB ikut membantu memugar rumah.  

" Minta ijin kepada yang punya rumah. Target 1 minggu kerja. Anak-anak IPDN bantu-bantu juga," kata Tjahjo.  

Tjahjo juga memerintahkan selama rumah dipugar, keluarga Zohri harus dicarikan tempat tinggal sementara sampai rumah selesai diperbaiki. Rumah harus dipugar dengan baik. Karena itu ia minta, agar dicari tukang bangunan yang ahli.  

" Tolong disewakan tempat tinggal, bisa di hotel kecil di kota tersebut. Tukang ahlinya harus ada diperbanyak. Beli juga meja kursi tempat tidur kipas angin dan televisi," katanya.  

Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Hadi Prabowo mengungkapkan Direktur IPDN telah melaporkan lewat Rektor IPDN bahwa rumah Zohri memang benar kondisinya begitu memprihatinkan.  

" Direktur IPDN NTB telah sampai di rumah Zohri sebagaimana dilaporkan Pak Rektor. Kami juga sudah koordinasi dengan Pak Camat untuk melaksanakan petunjuk Bapak Menteri.," katanya. (p/ab)